Sunday 9 June 2013

KEUTAMAAN LAILATUL QADAR



Dirawikan dari ibnu Abas ra dia berkata, "Dihantarkan kepada Rasulullah S.A.W  seorang lelaki Bani Israel yang dengan beraniaya menghunus pedang di atas kudanya dalam berjihad (berperang) membela agama Allah seribu bulan,Rasulullah S.A.W sangat terpegun akan hal itu dan mengharapkan untuk umatnya.

Maka baginda berdoa:
      
      "Ya tuhanku, Engkau jadikan umatku lebih pendek umurnya dan lebih sedikit amalnya."

     Kemudian Allah S.W.T memberikan kepada baginda dan umatnya, malam ‘Lailatul Qadar’ yang lebih baik daripada seribu bulan di mana seorang Bani Israel itu mengunus pedangnya membela agama Allah. Inilah keistimewaan umat ini.

   Dikatakan bahwa nama lelaki itu adalah Syam’un, berperang dengan musuh selama seribu bulan, tak pernah kering bulu tengkuk kudanya. Sesungguhnya orang-orang kafir gentar gentar berhadapan dengannya. Kemudian mereka menyampaikan seorang utusan kepada isterinya dengan membawa jaminan sebuah bejana emas penuh dengan emas pula, yang akan diberikan padanya bila berhasil mengikat suaminya.

   Isterinya pun melakukannya. Namun ketika suaminya bangun dan mengerakan badannya, semua ikatan itu putus. Sisuami bertanya, “Mengapa engkau berbuat demikian?” “aku hendak mencoba kekuatanmu.” Jawan isterinya. Lalu dia menceritakan hal itu kepada orang-orang kafir. Segera mereka memberikan rantai dan dia berbuat seperti dulu. Tetapi si suami boleh juga memutuskannya.

   Iblis datang kepada mereka  dan menunjukan agar menyuruh isterinya bertanya kepada suaminya tali apa yang sekiranya dia tidak boleh memutuskan. “Tali rambut yang tumbuh pada janggutku ini.” Jawab si suami ketika ditanya isterinya. Memang, si suami mempunyai janggut lapan helai dan mengikat kedua tangannya dengan empat helai lagi. Kemudian orang-orang kafir membawanya pergi ke rumah penyembelihan yang amat luas dan tingginya empat ratus hasta dengan satu tiang. Dengan ramai-ramai mereka potong kedua telinga dan bibirnnya.

   Kemudian lelaki itu memohon kepada Allah S.W.T agar memberinya kekuatan untuk memutuskan ikatannya serta dapat dengan selamat mengerakan tiang rumah itu agar merobohi mereka. Allah S.W.T mengabulkan doanya. Ia berhasil memutuskan ikatannya, mengerakan tiang itu hingga merobohi mereka dan mereka mati semuanya. Tapi dia sendiri yang selamat.

   Ketika mendengar cerita ini, para sahabat Rasulullah S.A.W itu bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkan kami menemukan seperti pahalanya?” “Aku tidak mengerti.” Jawab Rasulullah S.A.W. kemudian Allah memberinya Lailatul Qadar seperti yang telah diceritakan di atas.

   Dari Anas ra, dia berkata, “Telah bersabda Rasulullah S.A.W:

      “Pada malam Lailatul Qadar, Jibril as dengan serombongan Malaikat turun. Mereka membaca selawat dan salam untuk tiap hamba yang berdiri atau duduk mengingat Allah S.W.T.”

   Abu Hurairah berkata, “Pada malam Lailatul Qadar, para Malaikat yang turun kebumi lebih banyak daripada jumlah batu kerikil. Pintu langit dibukakan untuk mereka turun sebagaimana telas dijelaskan. Maka tersingkaplah kerajaan ini oleh pancaran cahaya.

   Adapun manusia dalam hal itu bertingkat-tingkat. Ada yang untuk setengah mereka, kerajaan langit dan bumi ini dibukakan tabirnya sehingga dapat melihat para Malaikat pada rupa aslinya. Ada yang berdiri, duduk, rukuk, sujud, berzikir, bertasbih, bertahlil. Ada juga yang untuk setengah mereka, dibukakan tabir syurga. Oleh kerananya boleh melihat mahligai-mahligai, taman, bidadari, sungai, pepohonan dan buah-buahnya. Bahkan juga melihat tempat para nabi, para wali dan syuhada. Kemudian juga melihat neraka dengan segala isinya serta tingkatan orang-orang kafir. Malahan ada pula setengah mereka  yang dibukakan tabir antara dia dan Allah S.W.T  sehingga dia ditanya melihat kepada Allah S.W.T saja.

   Dari Umar ra, Rasulullah S.A.W. bersabda:

     “Barangsiapa yang hidupkan malam dua puluh tujuh bulan Ramadhan sampai subuh, dia lebih kusukai dari beribadah tiap bulan  Ramadhan selurunya.” Fatimah lalu berkata, "Wahai ayahku, apa yang mesti dilalukan oleh lelaki dan perempuan yang tiada mampu beribadah malam?” Baginda menjawab, “Hendaklah mereka jangan terus tidur, kemudian mereka duduk sesaat saja pada malam itu untuk memanjatkan doa kepada Allah S.W.T.itu lebih kusukai daripada ibadahnya umatku seluruhnya pada bulan Ramadhan.”

Dari Aisyah ra, dia berkata, “Telah bersabda Rasulullah S.A.W:

        “Barangsiapa yang  menghimpunkan malam Lailatul Qadar, melakukan solat dua rakaat dan memohon ampun kepada Allah di situ, tentu Allah S.W.T mengampuninya, dia menyelam dalam rahmat Allah serta Jibril mengusap akan dia dengan sayapnya. Siapa yang diusap Jibril dengan sayapnya        pasti dia pasti akan masuk syurga.”

No comments:

Post a Comment